Jawapos, Metropolis, Senin 24 Juni 2013 - Sikap pemerintah Arab Saudi yang kukuh memangkas kuota calon jamaah haji (CJH) Indonesia sebesar 20 persen membuat CJH lunas tunda benar-benar diberlakukan
Sesuai dengan daftar CJH lunas tunda yang di dapat dari Kantor Wilayah Kementrian Agama (Kanwil Kemenag) Jatim, 3.889 CJH gagal berangkat. Nah, daftar tersebut sudah by name and by address
Jawapos sempat mendatangi sejumlah CJH lunas tunda secara acak. Saat itu mereka belum menerima informasi dari Kemenag bahwa mereka gagal berangkat tahun ini
Umumnya mereka harus berjuang keras untuk masuk porsi berangkat tahun ini. Ada yang menabung selama lima tahun, mengambil kerja lembur bertahun-tahun, sampai memakai uang pension
Salah seorang CJH lunas tunda Surabaya tersebut adalah warga Jambangan III A Imam Syafi’I (27). Rencana Imam berangkat bersama adiknya Khusnul Khotimah
Keduanya memendam keinginan berhaji bertahun – tahun. Pada 2008 Imam dan Khusnul mendaftar haji. “Saya berusaha keras agar bisa membayar BPIH,” ujar Imam ketika ditemui di rumahnya.
Kerja lembur pun dijalani. Lelaki yang bekerja sebagai pelaksana pembangunan di sebuah CV konstruksi tersebut terus meners mengambil jam lembur. Bahkan, bisa dibilang hamper setiap hari Imam harus pulang sampai tengah malam. “Saya sering pulang pukul 23.00 lebih,” tutur lulusan ITATS tersebut
Upaya menabung dengan bekerja lembur itu dijalaninya sampai hamper lima tahun. Akibatnya, dia pernah jatuh sakit. “Sakitnya itu pusing ditambah suhu badan yang begitu panas. Saat saya periksa ke dokter, ternyata memang kelelahan. Akhirnya harus istirahat seminggu penuh,” paparnya
Saat Jawapos bertanya bagaimana seandainya jika tidak bisa berangkat haji, dia langsung blank, mimic mukanya terlihat kebingungan.
Tidak ada sepatah kata pun yang bisa diungkapkan. Sesaat kemudian, dengan cukup ragu Imam mengatakan dirinya bingung. “Seharusnya bisa berangkat, saya sudah menunggu lebih dari lima tahun,”ujarnya
Hal berbeda disampaikan Siti Sundari, CJH lunas tunda Surabaya yang tinggal di Gunungsari Indah, Kecamatan Wiyung. Perempuan 59 tahun tersebut rencananya berangkat bersama suaminya, Bambang Dwi Purnomo
Siti mengaku Ikhlas jika harus gagal berangkat. “Jika ditunda, harus saya dan suami. Jangan satu-satu. Sebab pastilah kami tidak mau dipisahkan,”tegasnya
Siti mengaku telah berusaha keras untuk bisa membayar lunas BPIH. Sebagai pensiunan karyawan RS Islam Ahmad Yani, dirinya bersama sang suami yang mantan TNI AD memakai uang pensiunan untuk bisa membayar BPIH. “Setiap tahun sejak 2009, kami cicil pembayaran agar bisa berangkat haji,” ujarnya
CJH yang batal berangkat juga dialami pasangan ibu dan anak Sri Wiyani (73) dan Pangastuti Cahyandari (45), warga Ketintang. Keduanya gagal berangkat tahun ini. Padahal, mereka menabung untuk ibadah haji sejak 2008
Kepada Jawapos, Wiyanie mengaku langsung menanyakan ke Kemenag Surabaya. "Saya sama anak langsung ke sana setelah melihat nomor urut pada berita di media cetak, “ katanya
Setelah dicocokan, pasangan ibu dan anak itu masuk nomor muda yang di cancel keberangkatannya untuk tahun ini. Wiyanie mengaku legawa. “Saya kalau jalan susah. Jadi, daripada desak-desakan di tempat tawaf yang katanya direhab itu, lebih baik berangkat tahun depan saja,” ungkapnya
PT ARMINAREKA PERDANA SURABAYA
Penyelenggara Perjalanan Umroh & Haji Plus sejak 1990
Izin Umroh D/146 th 2012 & Izin Haji Plus D/230 th 2012
Kantor Perwakilan Surabaya - Jawa Timur
Divisi Marketing Lima Utama Sukses
Konsorsium Juanda Surabaya
Jl. Semolowaru Elok AL 2
031-7111 3345
KANTOR PUSAT
PT ARMINAREKA PERDANA
Gedung Menara Salemba Lt.V
Jl.Salemba Raya No.05 Jakarta Pusat 10440
Telp : 021.3984 2982 , 3984 2964
Fax : 021.3984 2985
Tidak ada komentar:
Posting Komentar