Tidak ada amalan yang diperbuat manusia pada hari raya qurban yang lebih dicintai oleh Allah SWT selain menyembelih hewan. Sesungguhnya hewan qurban itu kelak pada hari kiamat akan datang beserta tanduk-tanduknya, bulu-bulu dan kuku-kukunya. Sesungguhnya sebelum darah qurban itu mengalir ke tanah, pahalanya telah diterima di sisi Allah SWT. Maka tenangkanlah jiwa dengan berqurban.
(HR. Tirmidzi)
Perjalan hidup seseorang memang tidak pernah ada yang tahu. Begitu pun perjalan hidup Emak Yati (60), pemulung yang pada Idul Adha kemarin (1433 H) berkurban dua ekor kambing akan naik haji tahun depan. Naik haji pun merupakan berkah tersendiri, sebab dibiayai ribuan orang dermawan. Bak ketiban bulan, itulah kalimat yang terucap dari Emak Yati saat tahu dia dan suaminya Maman akan berangkat haji tahun depan. Pasalnya ada donatur yang bersedia menanggung semua ongkos haji Emak Yati dan Suami. "Ini kayak ketiban bulan. Saya kan enggak tahu kalau bakal kayak gini. Saya ditanya sama orang kok bisa kayak gitu mimpi apa? Saya jawab boro-boro mimpi, orang saya mau korban saja enggak pada tahu, niatnya saya cuma mau korban kambing saja," kata Emak Yati yang ditemui di rumahnya, di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu 17 November 2012. Kabar tersebut bermula saat kedatangan Rainer Husein Daulay seorang pengusaha perhotelan. Rainer tidak hanya sendiri, namun ditemanin oleh istrinya pada Kamis 15 November 2012 "Waktu itu saya di Tanah Suci, hampir tak percaya. Setelah tahu kisah itu benar, saya langsung ajak teman-teman untuk memberangkatkan Emak Yati naik haji," kata Rainer Rainer Daulay, jamaah haji Maktour yang mengkoordinasi rencana sumbangan untuk Emak Yati, menjelaskan niat untuk memberangkatkan haji pasangan pemulung ini datang begitu saja. Persisnya tak lama setelah dia mendengar dan memastikan kebenaran kisah Emak Yati. Rainer Daulay menjelaskan, sudah lama sosok Emak Yati membuat ia bersama teman-temannya penasaran. Kisahnya yang sangat menginspirasi membuatnya merasa perlu menemui dan memberikan apresiasi pada wanita yang berprofesi sebagai pemulung itu. "Sudah lama kita ingin menemui beliau, mungkin kita akan beri apresiasi tapi bentuknya bukan uang," ujarnya."Emak Yati hebat, tersohor di dunia. Saya sama ibu datang ke sini enggak bawa apa-apa, tujuan bapak ke sini mau angkat Emak Yati dan Pak Maman langsung naik haji," ujar Emak Yati menirukan perkataan Rainer saat itu, Sabtu 17 November 2012. “Tidak ada balasan untuk kebaikan selain kebaikan pula.” Biaya naik haji gratis ini diperoleh dari hasil donatur 2.000 orang yang simpati pada kehidupan Emak Yati dan suaminya Maman. "Banyak yang simpati ke saya, 2.000 orang untuk disumbangkan naik haji," kata dia. Rencananya, para donatur ini akan urunan untuk memberikan dua slot kesempatan naik haji. Satu slot untuk Emak Yati, dan satunya untuk Maman, suaminya. Apabila tak ada halangan, rencana ini akan direalisasikan pada tahun depan karena saat ini uang hasil urunan sudah terkumpul dan dirasa cukup. "Kalau Emak Yati mau, ia bersama suami akan kami berangkatkan haji pada tahun depan. Kami tergerak begitu saja, ini inisiatif bersama," ujarnya. Perempuan kelahiran Desa Gunung Sahari, Pasuruan, Jawa Timur ini mengaku tidak memiliki firasat maupun mimpi mengenai naik haji gratis tersebut. Menurut dia, hal ini merupakan rezeki dari Allah SWT. "Dibilang senang ya gimana, kita cuma ngelanjutin ya gimana," ucap dia. Ada tiga pesan yang dikemukakan oleh Rainer untuk persiapan naik haji tahun 2013. "Pesannya harus jaga kesehatan, harus banyak shalat, pesannya doain bapak (Rainer) sehat, panjang umur dan jauh dari musibah," kata wanita dengan suara berat itu. Emak Yati tinggal bersama suaminya Maman selama 3 tahun di dekat panti asuhan kawasan Tebet, Jakarta Selatan. Ketika ditanya hal ini berkah mereka berkurban, dengan tegas Emak Yati mengatakan hal tersebut rezeki. "Kita mau berkurban dapat rezeki ya niatannya, yang penting kita enggak punya hutang sana sini. Ya Alhamdulillah namanya rezeki," kata perempuan yang saat ditemui mengenakan kaos lusuh warna ungu memudar dengan rambut beruban dikuncir. Sementara itu, Maman mengaku pasti berangkat jika memang dibiayain semuanya. Pasalnya, ekonomi keluarganya tidak mencukupi untuk ongkos menunaikan ibadah haji. "Kalau saya yang penting ada yang biayain sih oke-oke saja, kalau biaya sendiri uang darimana," tandas Maman sambil merapikan rumah yang hanya berukuran sepetak yang terbuat dari triplek. Namun, kalau umroh banyak juga yang menawari. Tetapi, menurut pria kelahiran Tahun 1977 di Purwodadi, Semarang, Jawa Tengah ini umroh hanya wacana saja. "Itu dengar-dengar dari kepala yayasan masjid Al-Ijthihad kalau bilang ada yang nawarin naik haji," katanya. Emak Yati yang datang ke Jakarta Tahun 1965 Itu juga enggak disengaja, waktu itu, sehabis mencari rumput, emak tidur-tiduran di gerbong kereta sapi, tahu-tahu pas bangun, kereta sudah ada di Stasiun kereta Pasar Turi," kenang Yati Sesudah dari Stasiun Kereta Pasar Turi, lanjut Yati, dirinya sudah tidak ingat. Kereta yang sudah berhenti di beberapa stasiun, membawa Yati yang kala itu masih remaja sampai ke ibu kota. Dirinya pun sudah tidak ingat dirinya berhenti di stasiun apa. Sesudah sampai di Jakarta, Yati yang saat itu tidak tahu mau kemana, memilih tinggal di mana saja. "Seingat emak, emak tidur di mana aja, di pasar, depan toko, stasiun. Di mana aja dah," katanya, sembari sesekali diiringi gelak tawa. Perempuan yang sudah berulang kali pindah tempat tinggal itu menceritakan, untuk bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari, dirinya bekerja sebagai pemungut puntung rokok. Setelah sepuluh tahun tinggal di Jakarta, akhirnya pada tahun 1975, Emak Yati balik lagi ke kampungnya di Pasuruan. "Kalau enggak salah, tahun 1975 emak balik ke kampung, waktu itu emak tinggal di Velbak," tuturnya. Yati yang tidak mengetahui pasti berapa jumlah saudaranya menceritakan, sejak lahir, dia sudah dititipkan orangtua kandungnya kepada orangtua lain. "Emak sejak lahir sudah dikasih ke orang, umur lima tahun ditinggal meninggal sama ibu angkat, habis itu, balik ke orang tua kandung," ujar dia. Semenjak balik ke orang tua kandung itu, Emak Yati sering berselisih dengan saudara-saudaranya. Hal itu yang menyebabkan dirinya tidak betah tinggal di Pasuruan.
Namun, karena hubungan yang kurang harmonis dengan keluarganya, perempuan yang dikenal periang ini memutuskan untuk balik lagi ke Jakarta. "Habis dari kampung, emak enggak lama, terus balik lagi ke Jakarta. Emak enggak betah di kampung, berantem terus sama saudara," ujar dia.
Dua hari setelah dua kambing miliknya dikurbankan, Emak Yati kedatangan tamu penting. Dia adalah Menteri Sosial Salim Segaf Al-Jufri. Datang ke gubuk Yati di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, kemarin, Mensos memberikan bantuan uang kepada perempuan asal Pasuruan, Jawa Timur itu. Menerima bantuan itu, Yati mencium tangan sang menteri dan menangis. "Orangtua kita ini berupaya menabung. Kejadian yang luar biasa. Ini memberikan contoh kemiskinan juga bisa berbuat kebaikan. Di sini juga kita bisa melihat, kenapa ibu ini yang miskin, seorang pemulung, yang bekerja hingga jam 11 malam, bisa menabung untuk berkurban," ujar Mensos. Dalam kesempatan itu, Mensos juga menawari Yati untuk pulang kampung ke Pasuruan, Jawa Timur, karena menjadi pemulung tidak lagi pantas untuk perempuan setua dirinya. "Nanti dibikinin rumah sederhana di Pasuruan. Emak sudah tua, tidak pantas jadi pemulung," kata Mensos. Mendapat tawaran itu, Yati tidak berpikir panjang. "Saya sih mau saja, Pak," kata dia sambil menangis. Yati mau saja pulang kampung ke Pasuruan asal diberi rumah untuk tempat tinggal hari tuanya. Dia berniat bertani di kampung halamannya. Kunjungan menteri kepada orang miskin yang berderma dalam kekurangannya, barangkali baru kali ini terjadi. Atas hal ini, Yati juga mengaku kaget dan tak menyangka niat tulusnya mendapat perhatian dari petinggi negeri. "Saya kaget, kedatangan menteri. Baru kali ini gembel kedatangan tamu besar," kata Yati. Sebelumnya, demi untuk berkurban pada Idhul Adha kemarin, Emak Yati dan suaminya Maman rela menyisihkan uang selama tiga tahun. Hal ini akhirnya memicu rasa kagum warga dengan apa yang dilakukan oleh pasangan pemulung tersebut. "Saya sudah kenyang makan pemberian orang, sumbangan daging kurban. Saya ingin saya sendiri bisa nyumbang, bisa naruh hewan kurban di masjid," kata Yati di kediamannya, Niat suci itu mendorong wanita asal Pasuruan, Jawa Timur itu untuk menabung. Untuk bisa menyembunyikan keinginan tersebut dari suaminya, Maman, ia memilih untuk menyimpan hasil kerjanya sebagai pemulung dalam bentuk emas. "Uang hasil mulung saya belikan emas dikit-dikit. Setelah tiga tahun sudah ada tiga kalung, totalnya 10 gram," kisah Yati. Tapi kan mak ini kerjaannya cuma mulung, jadi penghasilan nggak jelas. Buat makan sehari saja kadang udah sukur. Yati tiap hari dibantu Maman (35). Kadang untuk menambah penghasilan, Maman ikut menarik sampah di sekitar Tebet. "Penghasilan sehari tak tentu. Pendapatan mereka jika digabung cuma Rp 25 ribu per hari.. Dihemat untuk hidup dan ditabung buat beli dua kambing itu," kisah Yati. Jadi Mak ngumpulin dulu duit Rp 1.000, Rp 1.500 sampai tiga tahun, lalu Mak beliin kambing dua ekor. Sampai-sampai penjual kambingnya Mak cegat di tengah jalan saking Mak pengen beli kambing," ujar Emak Yati sambil tertawa... "teman pada ketawa, bilang sudah pemulung, sudah tua, nggembel ngapain kurban," cerita Yati . Tapi Yati bergeming. Dia tetap meneruskan niatnya untuk membeli hewan kurban. Akhirnya setelah menabung tiga tahun, Yati bisa berkurban tahun ini. Barangsiapa yang melakukan nazar dalam rangka taat kepada Allah SWT, hendaklah dilakukan. (HR. Bukhari) "Pada bilang apa tidak sayang, mending uangnya untuk yang lain. "Saya ingin sekali saja, seumur hidup memberikan daging kurban Malu cuma nunggu daging kurban. Ada kepuasaan, rasanya tebal sekali di dada. Harapan saya semoga ini bukan yang terakhir," jelasnya. Menjelang Idhul Adha, ia sempat menanyakan ke suaminya kemungkinan untuk membeli hewan kurban. Suaminya mempersilakan jika Yati memiliki simpanan cukup. Namun, Maman sebenarnya lebih menginginkan uang hasil kerjanya sebagai pemungut/pengangkut sampah sampah digunakan untuk membeli tanah. Akhirnya, Yati mulai mewujudkan rencananya. Ia mengetahui bila Suwarno, pengusaha kayu di sebelah rumahnya juga berjualan hewan kurban di daerah Pancoran, Jakarta Selatan. Karena itu, ia pun mendatangi Suwarno untuk menanyakan harga kambing yang dijualnya. Suwarno lantas menyebutkan harga empat kambing jantan yang hendak dijualnya. "Saya milih dua ekor. Satu yang sejuta, satu lagi dua juta. Jadi, totalnya tiga juta," kata Yati. Kepada Warno, sapaan Suwarno, Yati menjanjikan akan langsung membayar secara tunai. Sepulang dari pertemuan itu, Yati mengajak suaminya ke pasar untuk menjual kalung emasnya. Ketiga kalung seberat 10 gram itu laku terjual dengan harga Rp 3, 8 juta. "Alhamdullilah sisa beli dua ekor kambing masih banyak," kata Yati bersyukur. Dengan Bajaj, pada Selasa malam 23 Oktober 2012 ia mendatangi tempat penjualan hewan milik Warno untuk membayar sekaligus mengangkut dua ekor kambing tersebut. Kambing-kambing itu langsung dibawa ke Masjid Al-Ijtihaad, Tebet Mas untuk disumbangkan sebagai hewan kurban. "Sekarang saya plong. Perintah agama dan pesan orangtua sudah saya buat," pungkas Yati. Sesungguhnya, Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak. Maka laksanakanlah shalat karena Tuhanmu, dan berqurbanlah. Sungguh, orang-orang yang membencimu adalah orang-orang yang terputus.(QS. Al-Kautsar : 1-3) Kedua hewan kurban itu diberikan kepada panitia kurban di Masjid Al-Ijtihad, Tebet, Jakarta Selatan. Alasan mereka berkurban cukup sederhana, yaitu ingin memberikan daging kurban karena setelah hidup di Jakarta selama 47 tahun selalu mendapat pemberian daging kurban. Saya sudah kenal Emak Yati 15 tahun, sejak tahun 1997. Pertama saya baru kerja di masjid ini Emak Yati sudah wara-wiri mulung di sini," kata pengurus masjid bernama Syaiful saat ditemui di Masjid Al Ittihad, Tebet Barat, Jakarta, Jumat 26 Oktober 2012 Syaiful menuturkan pada Senin malam 22 Oktober 2012, dengan menumpang bajaj, Emak Yati membuat kaget pengurus masjid. Dia membawa dua ekor kambing beserta rumputnya ke Masjid Al Ittihad untuk berkurban. "Emak Yati bilang mau menyumbangkan dua ekor kambing untuk disembelih pada hari raya Idul Adha ini," tutur Syaiful. Tak ayal hal tersebut membuat pengurus masjid terharu. "Kita nggak nyangka Emak Yati bawa kambing malam itu, ya kita terharu lah. Orang sehari-hari dia cuma mulung, tapi punya niat untuk menyumbangkan hewan kurban untuk lebaran ini," imbuh Syaiful. Menurut Ketua Majeles Ulama Indonesia (MUI), Ma'aruf Amin, hal itu merupakan pembuktian dan janji Tuhan kepada umatnya yang berbuat kebaikan. "Kalau orang berbuat kebajikan nanti Allah SWT akan menunjukan jalan keluar. Pemulung saja mau berkurban, itu artinya dia sangat tulus, tentu Allah SWT akan memberikan jalan," ujarnya Dia juga mengatakan banyak ayat-ayat dalam Al quran yang menyebutkan bahwa setiap orang yang berbuat baik akan mendapatkan imbalan yang setimpal. “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah (biji atom), niscaya dia akan menerima (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrah (biji atom) pun, niscaya dia akan menerima (balasan)nya.” (QS. Al-Zalzalah :7-8) Sumber :
WUJUDKAN NIAT ANDA KE BAITULLAH BERSAMA PROGRAM SOLUSI ARMINAREKA PERDANA Cara Mudah & Cepat Menunaikan Ibadah Haji & Umrah Tanpa Kendala Biaya |
Bila Anda berhasil mengajak Jamaah lainnya untuk berangkat Umrah atau Haji Plus bersama Arminareka Perdana, maka anda akan mendapatkan | JAMAAH UMROH | JAMAAH HAJI PLUS |
MENGAJAK 1 JAMAAH | 1,500,000 | 2,500,000 |
MENGAJAK 2 JAMAAH | 3,500,000 | 5,500,000 |
MENGAJAK 3 JAMAAH | 5,500,000 | 8,500,000 |
MENGAJAK 4 JAMAAH | 7,000,000 | 11,000,000 |
MENGAJAK 5 JAMAAH | 9,500,000 | 14,500,000 |
MENGAJAK 6 JAMAAH | 12,000,000 | 18,000,000 |
MENGAJAK 7 JAMAAH | 14,000,000 | 21,000,000 |
MENGAJAK 8 JAMAAH | 16,500,000 | 24,500,000 |
MENGAJAK 9 JAMAAH | 19,000,000 | 28,000,000 |
MENGAJAK 10 JAMAAH | 21,000,000 | 31,000,000 |
Dan Seterusnya …. | Alhamdulillah | Alhamdulillah |
**Bagi Hasil diatas berlum termasuk 10% Administrasi |
PT ARMINAREKA PERDANA SURABAYA Penyelenggara Perjalanan Umroh & Haji Plus sejak 1990 Izin Umroh D/146 th 2012 & Izin Haji Plus D/230 th 2012 Kantor Perwakilan Surabaya - Jawa Timur Divisi Marketing Lima Utama Sukses Konsorsium Juanda Surabaya Jl. Semolowaru Elok AL 2 031-7111 3345
KANTOR PUSAT PT ARMINAREKA PERDANA Gedung Menara Salemba Lt.V Jl.Salemba Raya No.05 Jakarta Pusat 10440 Telp : 021.3984 2982 , 3984 2964 Fax : 021.3984 2985
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar