Tidak
Berdesak-desakan, Cium Hajar Aswad pun Mudah
Meski
Masjidilharam sedang direnovasi, umrah pada awal Ramadan kali ini tetap lancar.
Selain jamaah belum begitu banyak, kondisi itu merupakan imbas kebijakan
pengetatan kuota jamaah yang diberlakukan mulai tahun ini. Berikut laporan
IMAWAN MASHURI, Dirut Holding Jawa Pos Multimedia Corp (JPMC), dari Tanah Suci.
DI
BAWAH terik matahari yang menyengat Makkah, umrah pada awal Ramadan tahun ini
terasa longgar. Jamaah tidak berdesak-desakan seperti umrah pada waktu yang
sama pada tahun-tahun sebelumnya. Padahal, saat ini sedang dilakukan renovasi
besar-besaran di kompleks Masjidil haram. Di antaranya, penambahan bangunan
knockdown dua lantai untuk fasilitas tawaf (mengitari Kakbah) musim haji tiga
bulan mendatang.
Sejak
pemerintah Arab Saudi memutuskan untuk menggarap proyek perluasan dan
penambahan tempat tawaf dua lantai di lingkaran dalam halaman Kakbah itu, kuota
haji tahun ini dikurangi cukup besar. Rata-rata 20 persen untuk masing-masing
negara. Indonesia termasuk yang paling merasakan dampak pengurangan kuota
tersebut. Sebab, jumlah jamaah yang dipangkas mencapai 42 ribu orang dari 210
ribu kuota semula.
Pengetatan
kuota haji itu juga berdampak pada pengurusan visa umrah tahun ini yang mulai
diperketat. Tidak semua pemohon visa umrah langsung dikabulkan seperti pada
waktu-waktu sebelumnya. Karena itu, jamaah yang bertawaf pada hari pertama
Ramadan Rabu (10/7) tidak sampai berdesak-desakan atau meluber hingga ke dalam
masjid.
"Banyak
jamaah saya yang berhasil mencium Hajar Aswad," ujar Saiful Bahri, mutawif
Shafira Surabaya. Baru pada hari kedua Ramadan, jumlah jamaah bertambah secara
signifikan. Gelombang jamaah terus berdatangan. Terutama dari jazirah Arab
sendiri. Sebab, pada awal Ramadan, instansi-instansi pemerintah maupun swasta
di Arab diliburkan. Karena itu, warga memanfaatkan untuk beribadah umrah di
Tanah Suci. Diperkirakan, jumlah itu akan terus bertambah hingga meluberi
halaman Kakbah pada hari-hari mendatang.
Halaman
Kakbah saat ini terasa lebih sempit karena sedang ada pembangunan knockdown dua
lantai, mengitari Kakbah. Bangunan tersebut digunakan untuk fasilitas tawaf
jamaah. Lantai duanya sudah terpasang semua. Pemasangan pagar besi berwarna
terang juga hampir rampung di lantai tersebut.
Sementara
itu, pembangunan di lantai satu belum kelar karena masih digunakan untuk lalu
lintas jamaah umrah yang diperkirakan tinggal 1,5 juta orang pada akhir Ramadan
nanti. Biasanya sekitar 2,5 juta jamaah berumrah pada 10 hari terakhir Ramadan.
Bangunan
melingkar menyerupai velodrom atau seperti donat raksasa kalau dilihat dari
atas itu digunakan untuk tawaf musim haji nanti. Pembuatannya membutuhkan
sekitar 50 unit crane tower untuk mengangkat dan memindahkan bahan bangunan
serta peralatan konstruksi. Seluruh konstruksi berbahan baja. Lebarnya sekitar
11 meter. Jika dipakai salat jamaah, bisa diisi sembilan saf. Tidak berdinding,
tapi dipasangi pagar setinggi satu meter agar tidak menutup seluruh pandangan
dari dalam masjid ke arah Kakbah. Tiangnya dibuat dari besi baja berdiameter 60
cm. Berdiri seperti susunan gawang.
Sebelum
ada bangunan itu, dalam sejam, tempat tawaf tersebut bisa menampung 50 ribu
jamaah. Penambahan "cincin" di tempat tawaf itu diharapkan bisa
menampung 130 ribu jamaah per jam. Lantai pertama tempat tawaf tersebut nanti
khusus digunakan untuk jamaah uzur/lansia dan penyandang cacat fisik yang
memerlukan kursi roda. Kondisi itu mirip jalur khusus di tempat sai
(berjalan/berlari kecil tujuh kali dari Bukit Shafa ke Marwa) yang menyediakan
tempat bagi jamaah berkursi roda.
Proyek
perluasan dengan dana SR 80 miliar itu dirancang untuk meningkatkan kapasitas
Masjidilharam agar bisa menampung lebih dari dua juta jamaah. Proyek ekspansi
baru tersebut termasuk pembangunan gedung masjid besar, perluasan dan
pengembangan halaman sekitar masjid, trotoar, terowongan, toilet, serta
pengembangan fasilitas layanan untuk AC, listrik, dan air minum.
Sebuah
terowongan 1.200 meter akan dibangun melewati Hindi Jabl. Terowongan lain
sepanjang 1.100 meter dibangun di bawah Jabl Madafie. Untuk kondisi darurat,
akan dibangun terowongan 700 meter melintasi dua terowongan lainnya dari Jabl
al Ka"bah.
Sebagian
proyek perluasan tempat sai telah selesai dan bisa meningkatkan kapasitas dari
44.000 jamaah menjadi 118.000 jamaah per jam.
Saiful,
yang hampir 20 tahun tinggal di Makkah, percaya bangunan baru itu ditujukan
untuk perbaikan pelaksanaan haji dan umrah. Memang, diakui, pilar-pilar di
halaman Kakbah tersebut bisa menghalangi pandangan jamaah melihat Kakbah.
"Tapi, bangunan tersebut knockdown, sehingga bisa dicopot bila tidak
diperlukan," jelasnya.
Imam
Besar Masjidil Haram Sheikh Abdul Aziz Ash-Sheikh mendukung penuh kebijakan
pemerintah Arab Saudi tersebut. Dia menilai hal itu dilakukan demi kepentingan
jamaah. Berdasar catatan resmi pemerintah Saudi, pada musim haji tahun lalu,
tercatat ada 3,161 juta jamaah. Namun, jumlah itu sangat mungkin menembus angka
empat juta orang jika ditambah jamaah tidak resmi.
Memasuki
hari kedua Ramadan (11/7), selepas tarawih, Makkah diguyur hujan. Walau tidak
deras dan tidak lama, air dari langit itu cukup membasahi ratusan ribu jamaah
yang baru keluar dari Masjidilharam.
Hujan
itu termasuk langka karena belum tentu terjadi dalam lima Ramadan terkahir.
Karena itu, warga Makkah dan jamaah umrah menyambut dengan rasa syukur dan
sukacita.
Suhu
udara langsung turun. Dari 42 derajat menjadi 38 derajat Celsius. Sementara
itu, pasukan kebersihan Masjidilharam langsung bergerak cepat membersihkan
seluruh kompleks masjid. Dalam sekejap, masjid pun bersih dari genangan air
maupun sampah-sampah yang terbawa arus.
Ramadan
di dua kota suci umat Islam, Makkah dan Madinah, memang selalu marak, terutama
menjelang buka puasa. Begitu banyak orang yang ingin membagikan takjil. Di
antara saf-saf salat, digelar plastik panjang. Juga di tempat-tempat keramaian
umum. Termasuk di pinggir-pinggir jalan, teras-teras toko, serta mal di sekitar
Masjidilharam. Pemandangan serupa terlihat di sekitar Masjid Nabawi, Madinah.
Di
atas plastik yang terbentang itu, disajikan makanan. Semua boleh menyantapnya.
Biasanya berupa kurma rutop, kurma muda yang mulai matang. Enaknya luar biasa.
Lalu, air zam-zam atau teh Arab. Ada juga roti, buah, dan nasi kebuli. Semua
bergantung yang bersedekah.
Siapa
yang bersedekah? Warga lokal maupun jamaah umrah. Mereka berebut berkah
Ramadan. Bahkan, ada yang jemput bola dengan mengajak jamaah untuk bergabung di
beberan plastik mereka. Buka bersama seperti itulah yang sering dirindukan
jamaah dari negara mana pun.
"Saya
tidak pernah melewatkan kegembiraan ini," ujar Tahmit Lombok, salah
seorang jamaah asal Indonesia. (*)
PT ARMINAREKA PERDANA SURABAYA
Penyelenggara Perjalanan Umroh & Haji Plus sejak 1990
Izin Umroh D/146 th 2012 & Izin Haji Plus D/230 th 2012
Kantor Perwakilan Surabaya - Jawa Timur
Divisi Marketing Lima Utama Sukses
Konsorsium Juanda Surabaya
Jl. Semolowaru Elok AL 2
031-7111 3345
www.arminarekajatim.blogspot.com
KANTOR PUSAT
PT ARMINAREKA PERDANA
Gedung Menara Salemba Lt.V
Jl.Salemba Raya No.05 Jakarta Pusat 10440
Telp: 021.3984 2982, 3984 2964
Fax: 021.3984 2985
www.arminarekaperdana.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar